Senin, Januari 18, 2010

tak ada judul...................

sementara of dulu ya.................kalo ada yang mau ngisi silahkan....hubungi FB ku,he..........

Sabtu, Desember 12, 2009

empty chair

EMPTY CHAIR
A. KONSEP
Empty chair merupakan salah satu teknik dari terapi gestalt yang dikembangkan oleh tokoh Frederick Fritz Perls. Empty chair merupakan teknik permainan peran di mana konseli memerankan dirinya sendiri dan peran orang lain dengan menggunakan kursi sebagai medianya.
Empty chair adalah suatu cara untuk mengajak konseli agar menginternalisasikan introyeksinya. Dalam teknik ini dua kursi diletakkan di tengah ruangan. Konselor meminta konseli untuk duduk di salah satu kursi dan berperan sebagai top dog, kemudian pindah ke kursi yang lainnya sebagai under dog. Top dog itu sifatnya sebagai otoriter, menuntut, berlaku sebagai majikan, berkuasa dan otoriter. Sedangkan peran under dog sendiri adalah sebagai korban, defensive, tak berdaya, lemah dan tak berkuasa.

B. ASUMSI DASAR
Empty chair ini mempunyai asuumsi dasar :
1. individu itu dapat mengatasi masalahnya sendiri dan memiliki kesanggupan untuk memikul tanggung jawab pribadi.
2. kesadaran dan totalitas adalah bagian penting dari diri, agar ia mengetahui keseimbangannya kemudian mencari dan menemukan apa yang diperlukan untuk memenuhi totalitas tersebut, individu harus menyadari dirinya sendiri

C. TUJUAN
Tujuan utama dari empty chair ini adalah untuk menyelesaikan konflik yang ada pada pribadi inidividu yang menggangggu totalitas kepribadiannya. Di samping itu ada tujuan lain dari teknik ini, diantaranya :
1. supaya terjadi katarsis dalam diri konseli
2. mengungkapkan perasaan yang terpendam
3. memperlancar komunikasi
4. membantu konseli mencapai kesadaran yang lebih penuh dan menginternalisasi konflik yang ada pada dirinya.
5. mengusahakan fungsi yang terpadu dan penerimaan atas aspek yang coba dibuang atau diingkari

D. KARAKTERISTIK
Empty chair sebagai salah satu teknik dari pendekatan Gestalt ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. orientasi pada afektif dan tindakan
2. menekankan pada kesadaran disini dan sekarang
3. penekanan proses daripada isi
4. menuntut keaktifan konseli dalam mengekspresikan perasaannya
5. fokus pada permainan dialog konseli yang menggambarkan dirinya dan tuntutan dari orang lain yang penting dalam hidupnya
6. pemusatan pada tanggung jawab konseli

E. RELEVANSI
Teknik ini relevan digunakan pada unfinished bussines di masa lalunya. Teknik ini juga sesuai untuk mengatasi hubungan social dalam lingkungan dari individu, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah atau dalam lingkungan masyarakat, yang mencakup juga perasaan perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, marah, benci, sakit hati, rasa berdosa, rasa terabaikan dan sebagainya.

F. PRINSIP DASAR
1. mengutamakan permaianan dialog yang diperankan oleh konseli sendiri
2. memerlukan kecakapan konselor sebagai frustator
3. mengungkap konflik antara top dog dan under dog
4. mensyaratkan konsentrasi




G. MANFAAT
Beberapa manfaat yang diperoleh dalam penggunaan Empthy chair ini adalah
1. membantu konseli agar mengerti perasaan dari sisi dirinya yang mungkin diingkari
2. untuk memahami unfinished bussines yang selama ini membebani dan menghambat kehidupan konseli secara sehat
3. menyelesaikan introyeksi yang tertunda
4. membantu konseli mengungkapkan perasaan-perasaan yang bertentangan dengan dirinya secara penuh

H. KENDALA
Beberapa kendala yang bisa menghambat proses penggunaan Empthy chair ini diantaranya :
1. konseli kurang mampu melibatkan emosinya saat konseling
2. konseli tidak jujur mengungkapkan perasaannya
3. lemahnya konsentrasi
4. minimnya kemampuan konselor yang berperan sebagai frustator

I. PROSEDUR APLIKASI
1. konseli diminta untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri konseli
2. konselor memberitahukan bagaimana aturan main dalam Empthy chair ini
3. konseli diminta agar ia benar benar bisa berperan sebagai top dog dan under dog
4. Jika konseli mengalami kesulitan dalam memainkan peran, maka konselor harus membantu koseli untuk menemukan perannya kembali
5. setelah permaianan peran berhasil dilaksanakan, konseli diminta untuk mendiagnosis perasaan perasaan yang dialaminya
6. mengevaluasi seberapa efektif akan keberhasilan dalam pengungkapan perasaan konseli.

Sabtu, Oktober 17, 2009

mengenal praktik pribumi

Jenis Bantuan : Membantu berbagai macam penyakit
Helper : K.H. Ahmad Ghofur (Gus Mad)
Helpee : Orang-orang yang menderita penyakit kronis, atau orang yang
mempunyai hajat tertentu(agar lulus ujian, tes CPNS, sertifikasi, dan lain-lain)
Tempat : Desa Maliran, kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar
Waktu : Buka setiap hari, jam 8-12 dan jam 16.00-20.00
Media : Telur ayam jawa,da air putih, do’a
Cara : Pasien datang kepada ustadz (membawa telur), berbincang dari
ruang tamu, menceritakan keluhan-keluhan yang dirasakan dan
hajat yang diinginkan. Telur ayam diserahkan kepada ustadz,
kemudian dibacakan doa oleh ustadz. Setelah itu pasien diberi air
putih (air doa) oleh ustadz. Pembayaran dilakukan secara
sukarela, uang biasanya dimasukkan ke dalam amplop.
Sumber : Irnada Mufidah

2. Jenis Bantuan : Pengobatan alternatif
Helper : Ustadz Haryono
Helpee : Orang yang menderita penyakit kronis, missal seperti kanker, liver, penyakit kiriman, dan lain-lain
Tempat : Lokasi pengobatan di rumah helper (bekasi)
Waktu : kondisional
Media : kambing, jin dan doa
Cara : pasien berbaring di tempat tidur dan meletakkan kambing di dekat
pasien, Kemudian ustadz membaca doa untuk mengalihkan
penyakit pasien kepada kambing yang telah dipersiapkan, setelah
penyakit tersebut dipndahkan, kambing disembelih untuk melihat
penyakitnya pasien di dalam tubuh kambing tersebut.
Sumber :http://swaramuslim.net/hikayat/more.php?id,




3. Jenis Bantuan : menambah pesona diri dan memikat hati lawan
jenis
Helper : dukun/orang pintar
Helpee : orang yang ingin terlihat mempesona, mempunyai charisma di
hadapan orang lain
Tempat : di rumah atau di tempat praktik dukun
Waktu : setiap hari
Media : susuk(intan,emas, permata)
Cara : Dukun menyiapkan susuk, dan membacakan mantera-mantera
kemudian memasangkan susuk di bagian yang dikehendaki
pasien.
Sumber : http://www.mail-archive.com/madiun
club@yahoogroups.com/msg07208.html online,diakses tanggal
13 Oktober 2009


4. Jenis Bantuan : mengobati segala jenis penyakit
Helper : Ponari
Helpee : orang/anak-anak yang mengidap penyakit
Tempat : di rumah Ponari
Waktu : setiap hari
Media : Batu petir, air (dari pasien sendiri)
Cara : Pasien antri dengan membawa bekal air dari rumahnya masing-
masing, dukun cilik ponari mencelupkan batu ke dalam air pasien
kemudian pasien meminum air celupan batu dari dukun ponari yang dipercaya menyembuhkan penyakitnya.
Sumber : http://nusantaranews.wordpress.com/2009/02/22/belajar-dari-
misteri-ponari/online,diakses tanggal 13 Oktober 2009

Selasa, Oktober 13, 2009

thought stopping

A. KONSEP TEKNIK PENGHENTIAN PIKIRAN NEGATIF
One effective and quick technique to help you with the intrusive negative thoughts and worry that often accompany panic disorder, anxiety and agoraphobia is called “thought stopping.” (Davis, M., Eshelman, E.R. and McKay, M.).
Salah satu teknik yang efektif dan cepat untuk membantu Anda yang sedang terganggu pikiran negatif dan kekhawatiran yang sering menyertai gangguan panik, kecemasan dan agoraphobia disebut "thought stopping."
Kesalahan berpikir seringkali menimbulkan dampak yang besar bagi konseli. Awalnya masalah tersebut kecil tapi lama-kelamaan menjadi sulit dipecahkan. Thought stopping adalah suatu teknik untuk mengatur pikiran negatif. Menurut Joseph Wolpe teknik penghentian pikian negatif adalah :
o Suatu teknik rahasia yang digunakan untuk menyembunyikan pemikiran negatif /pemikiran yang merusak diri
o Suatu teknik atau jalan yang sempurna untuk menghilangkan pemikiran negatif dalam diri
Sedangkan menurut GW Stuart, MT Laraia, dan MC Townsend thought stopping adalah :
• Proses penghentian pikiran yang mengganggu
• Prosedur yang digunakan untuk menghentikan pikiran yang mempengaruhi perilaku paksaan atau perilaku keinginan diri sendiri
• Mengganti pikiran tidak sehat menjadi pikiran sehat
• Tindakan yang digunakan untuk mengubah kebiasaan/pola hidup tidak sehat
• Kemampuan untuk menghentikan bayangan atas suatu gagasan, gambaran, pikiran, ketakutan atau stimuli yang menyebabkan perilaku malasuai.
• Teknik yang digunakan untuk mengurangi dampak negatif dari stress dan ketakutan
• Teknik pengurangan dampak dari stress yang pernah dialami
Jadi teknik penghentian pikiran negatif adalah salah satu teknik dalam pendekatan behavioral counseling untuk menghentikan pikiran negatif yang mempengaruhi tingkah laku konseli.
B. KARAKTERISTIK THOUGHT STOPPING
Karakteristik ini antara lain :
1. Model perlakuan kognitif
2. Bersifat instruksional (baik oleh orang lain/diri sendiri)
3. Verbalisasi dan pengisyaratan isi pikiran
4. Pemutusan alur pikiran
5. Interupsi yang bersifat mendadak
C. TUJUAN
Tujuan dari penggunaan teknik penghentian pikiran negatif ini adalah :
 Untuk melemahkan perilaku yang tidak dikehendaki oleh konseli
 Untuk menghentikan pikiran-pikiran negatif akibat pengalaman ynag telah lalu
D. ASUMSI
Penggunaan teknik penghentian pikiran negatif atau thought stopping ini dimaksudkan karena pikiran dan kepercayaan seseorang terkadang dapat menimbulkan perilaku negatif. Sehingga, perilaku bermasalah atau negatif tersebut dapat diubah melalui pengubahan pikiran dan kepercayaannya.

E. RELEFANSI
Thought stopping technique ini biasanya digunakan untuk konseli yang mengalami gangguan pikiran obsesif dan membayangkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi (misalnya khawatir bahwa kapal yang akan ditumpangi mereka dalam waktu dua minggu lagi akan mengalami kecelakaan atau khawatir bahwa mereka akan mengalami sakit jiwa ).
Teknik ini juga cocok digunakan untuk menangani masalah stes yang berlebihan (tertawa sendiri dan menangis tiba-tiba), ketakutan yang berlebihan (takut pada kucing).

F. PRINSIP
Prinsip yang digunakan dalam teknik ini antara lain :
 Penerapan individual lebih menguntungkan karena kalau teknik ini digunakan dalam situasi kelompok maka akan mengganggu konsentrasi dari konseli itu sendiri.
 Mempersyaratkan konsentrasi
 Memerlukan kondisi rileks
 Perancangan dan proses penggunaan teknik ini secara teratur dan berjangka
 keajegan
 Stimulus penghentian harus kuat
 Berikan keleluasaan pengembangan pikiran secara bebas
G. MANFAAT TEKNIK PENGHENTIAN PIKIRAN NEGATIF
Manfaat dalam penggunaan teknik ini diantaranya adalah :
• Mengurangi perilaku maladaptive
• Mengefektifkan perilaku
• Dapat mengurangi kecemasan seseorang
• Mengurangi mengkritik diri yang tidak sehat
• Dapat membantu konseli dalam mengontrol pikiran negative dan halusinasi yang tidak produktif
• Bermanfaat untuk belajar melupakan pengalaman buruk
• Meningkatkan kontrol pikiran
H. KENDALA TEKNIK PENGHENTIAN PIKIRAN NEGATIF
Kendala yang dihadapi dalam penggunaan teknik ini adalah :
 Stimulus yang diberikan kurang kuat
 Penggunaan waktu kurang efektif
 Lemahnya konsentrasi
 Ragu ketika belum tampak hasilnya
 Ketergesaan mulai sebelum rileks
 Tidak disiplin terhadap prosedur bertahap
 Kurang efektif bila digunakan dalam situasi kelompok
 Hambatan mental
 Setelah diberi interupsi pemikiran negatif pada konseli dapat muncul kembali
I. PROSEDUR APLIKASI
 Langkah-langkah pelaksanaan
1. Saat konseling ciptakan suasana santai
2. Biarkan konseli mengembangkan pikirannya sampai pikiran negatifnya muncul, diikuti dengan isyarat
3. Instruksi penghentian pikiran dilakukan saat ada isyarat pikiran negative muncul
Penghentian dalam arahan konselor
a. Overt: penghentian dengan kata
b. Covert: pengehentian dengan isyarat
Penghentian secara mandiri
a. Overt: penghentian dengan kata
b. Covert: pengehentian dengan isyarat
Dalam penghentian pikiran, konseli mula-mula disuruh untuk berkonsentrasi pada pikiran-pikiran obsesif dan yang menyebabkan kecemasan serta kemudian mengungkapkan pikiran-pikiran itu dengan suara lantang. Ketika konseli mulai memunculkan pikiran-pikiran itu, konselor tiba-tiba dengan suara keras berteriak “STOP”. Prosedur ini diulang beberapa kali sampai konseli melaporkan bahwa pikiran-pikiran negatifnya berhasil diinterupsi. Kemudian tanggung jawab untuk intervensi itu dialihkan kepada konseli sehingga konseli sekarang mengatakan kepada dirinya sendiri dengan suara keras “STOP” bila ia mulai berpikir tentang pikiran-pikiran yang menganggu. Segera setelah teriakan yang keras efektif dalam mengehntikan pikiran-pikiran yang menganggu itu, konseli kemudian memulai mempraktekkan sendiri perkataan “STOP” dalam hati (secara diam-diam) manakala pikiran-pikiran yang menganggu itu muncul.







SKENARIO APLIKASI
TEKNIK THOUGHT STOPPING

Konseli : (mengetuk pintu) “Assalamu’alaikum...”.
Konselor : (berjalan menuju pintu) “Wa’alaikumsasalam ...”.
“mari silahkan masuk” (konselor menghampiri Ikin lalu mempersilahkan Ikin masuk)
“Silahkan duduk, Ikin! Pilihlah tempat duduk yang menurutmu paling nyaman.”
Konseli : “Terimakasih, Bu!” (konselor dan konseli akhirnya duduk.)
Konselor : “Apa Ikin sudah merasa nyaman duduknya disitu?”
Konseli : “Sudah Bu, terimakasih.”
Konselor : “Hari ini suasana di lur sangat cerah, ya?”
Konseli : “Iya Bu, saya sampai gerah”
Konselor : “Mungkin karena mau hujan, Lalu bagaimana dengan kegiatan
kamu di OSIS?”
Konseli : “Alhamdulillah kegiatan saya selama ini tidak mengalami
kendala yang berarti, Bu”.
Konselor : “Baiklah, sehubungan dengan kedatanganmu ke sini adakah
suatu hal yang ingin kamu bicarakan dengan Ibu? Ibu akan siap
mendengarkannya”.
Konseli : (Konseli diam sejenak) “Saya bingung Bu”
Konselor : “Bingung?”
Konseli : “Ya Bu, saya sedang bingung, setiap kali mengikuti pelajaran kimia yang di ajar oleh Bapak Fandy, saya selalu gugup, keluar keringat dingin dan pikiran saya kacau sehingga nilai kimia saya semester ini menurun drastis”.
Konselor : “Pada intinya kamu kurang bisa berkonsentrasi pada saat diajar oleh Bapak Fandy?”.
Konseli : “Ya Bu, karena Pak Fandy sangat mirip dengan Guru IPA di SD, baik dalam hal raut wajah, postur tubuh maupun cara mengajarnya”.
Konselor : “Memang menurutmu bagaimana raut wajah, postur tubuh dan cara mengajar guru IPA di SD kamu?”
Konseli : “Menurut saya, Pak Fandy dan guru IPA saya di SD memiliki raut wajah yang galak dan cara mengajar beliau sangat keras, baru salah sedikit pada waktu mengerjakan soal, langsung jewer dan disuruh berdiri di depan kelas”
Konselor : “Baik, untuk sementara ini dapat kita rangkum bahwa kamu kurang bisa berkonsentrasi pada saat pelajaran kimia karena Pak Fandy mempunyai kesamaan raut wajah dan cara mengajar seperti guru kimiamu pada saat kamu masih di SD”.
Konseli : “Ya Bu, gara-gara hal itu nilai kimia saya kurang memenuhi standart padahal saya sudah berusaha mengikuti pelajaran dan di rumah, saya selalu mempelajari soal-soal walaupun tidak ada ulangan juga mengikuti les tambahan”.
Konselor ; “Baik Ibu mengerti maksudmu, lalu apa yang kamu inginkan sekarang?”
Konseli : “Saya ingin lebih bisa berkonsentarsi pada pelajaran kimia agar nilai saya bisa memenuhi standart, tetapi saya takut jika disuruh mengerjakan soal di kelas salah dan saya dihukum seperti dulu lagi.”
Konselor : “Sekarang coba kamu bayangkan saat kamu berada pada situasi pelajaran kimia. Apabila pikiran-pikiran negatifmu muncul, kamu dapat memberi isyarat dengan mengetuk meja, nanti ibu akan membantu”
Konseli : (memikirkan sesuatu sambil sewaktu-waktu mengetuk meja dengan tangan)
Pada saat konseli mengetukkan tangan ke meja, knselor
menghentikan pikiran konseli dengan menepuk tangan konselor
sambil berkata:
STOP. Ini berlangsung berkali-kali.
Konselor : “STOP…” (sambil menepuk tangan) “Coba sekarang kamu munculkan pikiran-pikiran positif, saat kamu berada pada situasi pelajaran kimia”
Konseli : (memikirkan sesuatu sambil sewaktu-waktu mengetukkan tangan)
Konselor : “STOP…” (sambil menepuk tangan) Bagaimana perasaanmu sekarang? Apakah sekarang kamu masih takut jika mengikuti pelajaran kimia? Jika kamu belum mengerti, apakah kamu berani bertanya?
Konseli : “Saya merasa lebih baik dan saya sudah tidak takut lagi mengikuti pelajaran kimia. Insya Allah jika saya belum mengerti saya akan bertanya kepada Bapak Fandy”
Konselor : “Ok kalau begitu tetapi apabila pikiran itu muncul kembali, kamu bisa teriakkan kata-kata STOP. Setelah cukup bisa untuk menghilangkan pikiran itu lagi, kamu dapat mengatakan kata STOP dalam hati saja atau bayangkan kata-kata STOP. Lakukan hal itu berulang-ulang sampai pikiran-pikiran negatif itu benar-benar hilang”
Konseli :”Terima kasih Bu, saya akan mencoba saran yang Ibu sampaikan.”
Konselor : “Saya harap kamu benar-benar bisa melakukan saran yang telah Ibu sampaikan tadi dan kamu bisa mempraktekkan situasi seperti yang kita lakukan tadi di rumah selama tiga hari kedepan. Baiklah, adakah hal lain yang ingin kamu bahas lagi dengan Ibu?”
Konseli :”Tidak Bu untuk sementara ini saya rasa sudah cukup, saya sangat berterima kasih atas pertolongan Ibu.”
Konselor : “Iya sama-sama. Apabila ada yang ingin kamu bicarakan lagi dengan Ibu, kamu dapat datang menemui Ibu lagi. Apakah minggu depan kita dapat bertemu lagi untuk membicarakan perkembangan masalah kamu ini?
Konseli : “Iya Bu, minggu depan hari jum’at saya akan menemui Ibu.. terima kasih Ibu telah mau mendengarkan cerita saya dan sekaligus membantu saya mengatasi rasa trauma saya. Kalau begitu saya permisi dulu Bu, Assalamualaikum! (menjabat tangan konselor).”
Konselor : “Iya sama-sama..Waalaikumsalam! (membalas jabat tangan konseli)”



























DAFTAR RUJUKAN

Corey, Gerald. 2003. Teori dan Praktik :Konseling & Psikoterapi. Bandung. PT. Refika Aditama.

Davis, M., Eshelman, ER dan McKay, M. 5th Edition. 2000 . The Relaxation & Stress Reduction Workbook, Oakland, CA: New Harbinger Publications, Inc

McKay, M., Davis, M. and Fanning P. 1997. Thoughts and Feelings: Taking Control of Your Moods and Your Life. Oakland, CA: New Harbinger Publications, Inc.  

http://uptbk.um.ac.id/?p=91 diakses tanggal 5 Oktober 2009 jam 09.25 Wib

http://faizperjuangan.wordpress.com/2009/03/19/resume-teori-pendekatan-konseling-behavior-therapy/diakses tanggal 1 Oktober 2009 jam 8.12 Wib

http://panicdisorder.about.com/od/livingwithpd/a/thoughtstopping.htm diakses tanggal 4 Oktober 2009 jam 13.14 WIB

relaksasi

RELAKSASI
A. Pengertian

Chaplin (197) memberi pengertian relaksasi sebagai kembalinya otot ke keadaan istirahat setelah kontraksi. Atau relaksasi adalah suatu keadaan tegang yangg rendah dengan tanpa adanya emosi yang kuat.
Cormier dan Cormier,198 memberii pengertian relaksasi sebagai usaha mengajari seseorang untuk relaks, dengan menjadikan orang itu sadar tentang perasaan perasaan tegang dan perasaan relaks kelompok otot utama seperti tangan, muka, dan leher, dada, bahu, punggung dan perut, dan kaki.
Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk menciptakan mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk pribadi yang baik, menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat ketidak berdayaan seseorang dalam mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah seseorang mengontrol diri, menyelamatkan jiwa dan memberikan kesehatan bagi tubuh
B. Tujuan
Tujuan dari relaksasi ini adalah untuk memperoleh pengenduran otot dan mental. Tujuan lainnya adalah agar tubuh dapat memonitor sesegera mungkin semua signal kontrolnya dan secara otomatis membebaskan tegangan yang tidak diinginkan.Selain itu teknik ini juga berguna untuk mengobati tekanan darah tinggii, sakit kepala, asma, insomnia, kecemasan berpidato, peminum berat, hiperaktif dan kesulitan mengontrol amarah. Dalam sumber lain disebutkan :
• Mampu meningkatkan kesehatan secara umum dengan mempelancar proses metabolisme tubuh, laju denyut jantung, peredaran darah, dan mengatasi berbagai macam problem penyakit
• Mendorong racun dan kotoran dalam darah keluar dari tubuh
• Menurunkan tingkat agretifitas dan perilaku-perilaku buruk dari dampak stres seperti mengkonsumsi alkohol serta obat-obat terlarang
• Menurunkan tingkat egosentris ehingga hubungan intra personal ataupun interpersonal menjadi lancar
• Mengurangi kecemasan
• Pada anak-anak dapat meningkatkan intelegency meliputi karakter kognitif, matematis, logis, serta karakter afektif, relational, kreatif dan emosional
• Meningkatkan rasa harga diri dan keyakinan diri
• Pola pikir akan menjadi lebih matang
• Mampu mempermudah dalam mengendalikan diri
• Mengurangi stres secara keseluruhan, meraih kedamaian dan keseimbangan emosional yang tinggi
• Meningkatkan kesejahteraan
C. Jenis-jenis Relaksasi
Jenis relaksasi yang dikembangkan ahli antara lain :
1. Progesive relaxation oleh Jacobson (1964)
2. Relaksasi otot sebagai prosedur pencegah kecemasan dengan strategi desensitisasi
yang sistematis oleh Wolpe (1958)
3. Progressive Relaxation training oleh Bernstein dan Borkovec (1973)
Sedangkan dalam sumber lain disebutkan ada berbagai macam teknik relaksasi, diantaranya :


1. MEDITASI
Pengertian: Meditasi adalah suatu metode untuk mengalihkan pikiran dari hal-hal yang mengganggu.
Cara melakukan: Duduk tenang, pejamkan mata selama 10-20 menit setiap hari.
2. VISUALISASI
Pengertian: Visualisasi adalah suatu cara untuk melepaskan gangguan dalam pikiran dengan cara membayangkan gangguan itu sebagai sesuatu benda, dan kemudian kita melepaskannya.
Contoh: Orang lansia yang menderita sakit kepala, dapat membayangkan atau menganggap sakit kepala itu sebagai batu. Dalam pikirannya batu itu kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik lalu dibuang dari kepalanya.
3. SENAM PERNAFASAN
Pengertian: Senam pernafasan adalah suatu olahraga pernafasan untuk melatih pernafasan dalam.
Manfaat: Memberi keseimbangan energi, pikiran dan tubuh, melatih kelenturan tubuh, dan dapat memperpanjang umur..
4. DOA
Pengertian: Doa merupakan suatu cara untuk melepaskan ketegangan atau meredakan kegelisahan dengan memasrahkan semua masalah kepada Allah yang Maha Kuasa.
Dalam sumber yang lainnya disebutkan bermacam-macam jenis relaksasi antara lain relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera, dan relaksasi melalui hipnosa, yoga, dan meditasi. Berikut ini akan di uraikan satu-persatu mengenai relaksasi diatas
a. Relaksasi Otot
Relaksasi otot bertujuan untuk mengurangi ketegangan dengan cara melemaskan badan. dalam latihan relaksasi otot individu diminta menegangkan otot dengan ketegangan tertentu dan kemudian diminta untuk mengendurkannya. Sebelum dikendorkan penting dirasakan ketegangan tersebut sehingga individu dapat membedakan antara otot tegang dengan otot yang lemas. Relaksasi otot dibagi menjadi tiga antara lain :
1). Relaksasi via Tension-relaxation
Dalam metode ini individu diminta untuk menegangkan dan melemaskan masing-masing otot, kemudian diminta merasakan dan menikmati perbedaan antara otot tegang dengan otot lemas. Disini individu diberitahu bahwa fase menegangkan akan membantu dia lebih menyadari sensasi yang berhubungan dengan kecemasan dan sensasi-sensasi tersebut bertindak sebagai isyarat atau tanda untuk melemaskan ketegangan. Individu dilatih untuk melemaskan otot-otot yang tegang dengan cepat seolah-olah mengeluarkan ketegangan dari badan, sehingga individu akan merasa rileks
2). Relaxation-Via Letting Go
Metode ini bertujuan untuk memperdalam relaksasi. Setelah individu berlatih relaksasi pada semua kelompok otot tubuhnya, maka langkah selanjutnya adalah latihan relaksasi via letting go. Pada face ini individu dilatih untuk lebih menyadari dan merasakan rileksasi. Individu dilatih untuk menyadari ketegangannya dan berusaha sedapat mungkin untuk mengurangi serta menghilangkan ketegangan tersebut. Dengan demikian individu akan lebih peka terhadap ketegangan dan lebih ahli dalam mengurangi ketegangan.
3). Deffrential Relaxation
Deffrential relaxation merupakan salah satu penerapan ketrampilan progresif. Pada waktu individu melakukan sesuatu bermacam-macam kelompok otot menjadi tegang. otot yang diperlukan untuk melakukan aktifitas tertentu sering lebih tegang daripada yang seharusnya (ketegangan yang berlebih) dan otot lain yang tidak diperlukan untuk melakukan aktifitas juga menjadi tegang selama aktifitas berlangsung. oleh karena itu untuk merilekskan otot yang tegangannya berlebihan dan otot yang tidak perlu tegang, pada waktu individu melakukan aktifitas tersebut dapat digunakan relaksasi defferential
b. Relaksasi Kesadaran Indera
Dalam teknik ini individu dapat diberi satu-persatu seri pertanyaan yang tidak dijawab secara lisan tetapi untuk dirasakan sesuai dengan apa yang dapat atau tidak dapat dialami individu pada waktu intruksi diberikan. Pengembangan teknik dapat mengacu pada teori Golfried
c. Relaksasi melalui Hipnosa, Yoga, dan Meditasi
Metode ini merupakan suatu tehnik latihan yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran yang selanjutnya membawa proses mental lebih terkontrol secara dasar. Selanjutnya tujuan dari latihan ini ada dua yaitu pertama agar seseorang dapat memiliki insight yang paling dalam tentang proses mental didalamnya, insight tentang kesadaran identitas dan realitas; kedua seseorang memperoleh perkembangan kesejahteraan psikologis dan kesadaran yang optimal. Berikut ini akan diperinci mengenai penjelasan teori di atas
1). Hipnosa
hipnosa adalah kondisi yang menyerupai tidur lelap tapi lebih aktif, saat seseorang memiliki sedikit keinginan tahu dari dirinya dan bertindak menurut sugesti dari orang yang menyebabkan terjadinya kondisi tersebut. Hipnosa adalah sebuah teknik yang lebih dikenal luas tetapi masih kurang dipahami, hipnosa didefinisikan sebagai suatu kesadaran yang berubah secara semu dimunculkan dan dicerna oleh meningkatnya penerimaan terhadap sugesti
2). Yoga
Pengertian Yoga sistem filsafat agama hindu yang memerlukan disiplin fisik dan mental intens sebagai cara mencapai kesatuan dengan ruh universal. Yoga adalah sebuah sistematika baru yang mampu menjelaskan manusia secara utuh, bagaimana menjalani hidup secaraberimbang serta bagaimana cara bertahan hidup jika tidak ada keseimbangan.
3). Meditasi
Dewasa ini meditasi banyak digunakan dalam banyak hal. Ada yang melaksanakan meditasi untuk mendapatkan kedamaian dan kekuatan jiwa. ada yang melakukan pengendalian diri, ada yang untuk mendapatkan kekuasaan atas orang lain, bahkan ada hanya untuk mendapatkan ketenangan, atau rileksasi setelah keseharian kerja.
istilah meditasi dikenal luas baik di Indonesia maupun di manca negara, baik orang awam maupun ilmiah. Bahkan praktek meditasi telah banyak menyebar luas keseluruh lapisan masyarakat, akan tetapi banyak orang yang belum memahami tentang meditasi itu sendiri. Banyak diantara mereka yang mempersepsikan meditasi dengan ritual agama tertentu saja, bahkan ada pula yang mengkaitkan meditasi dengan praktek-pratek perdukunan dan klenik. untuk itulah dalam hal ini akan diperinci mengenai pengertian dan istilah meditasi tanpa dikaitkan dengan masalah keagamaan atau dunia paranormal.
Meditasi adalah suatu teknik latihan dalam meningkatkan kesadaran, dengan membatasi kesadaran pada satu objek stimulasi yang tidak berubah pada waktu tertentu untuk mengembangkan dunia internal atau dunia batin seseorang sehingga menambah kekayaan makna hidup baginya.
Ada berbagai macam jenis meditasi, dibawah ini akan disajikan beberapa teknik dengan menggunakan objek tertentu, yaitu meditasi dengan menghitung pernafasan, meditasi pernafasan, meditasi suara, meditasi visual, meditasi gelembung pikiran, meditasi dengan mantra.Berikut ini adalah rincian tentang meditasi-meditasi tersebut:
a). Meditasi Menghitung Pernafasan
Disini seseorang bermeditasi dengan menghitung keluar masuknya pernafasan dari hidung. Beberapa ahli mensarankan hitungan yang berbeda. ada yang menghitung dari satu samapai empat saja kemudian di ulang lagi. Ada juga yang mensarankan menghitung sampai sepuluh. Bahkan ada yang menyarankan ketika menarik nafas sekali dan kemudian mengeluarkan termasuk hitungan kesatu, begitu seterusnya. Pada dasarnya semuanya benar dan yang perlu digaris bawahi adalah tujuan utama meditasi ini adalah memperhatikan hitungan, bukan menghitung itu sendiri
b). Meditasi Pernafasan
Pada meditasi ini, pusat perhatian diarahkan pada kegiatan pernafasan itu sendiri dan bukan pada kegiatan menghitung. Jadi seseorang terus menerus secara sadar memperhatikan keluar masuknya udara lewat hidung.
c). Meditasi Suara
Objek yang dijadikan pusat perhatian dalam meditasi ini adalah suara, baik yang ada dalam diri maupun yang ada disekitar. Meditasi ini sering juga disebut meditasi penyadapan suara
d). Meditasi Visual (Visual Meditation)
Dalam meditasi visual ini, seorang harus memilih satu objek sebagai stimulus untuk memusatkan perhatian.
e). Meditasi Gelembung Pikiran
Meditasi ini juga disebut sebagai penyadapan pikiran, karena dilaksanakan dengan memperhatikan pikiran-pikiran yang muncul. Pikiran-pikiran itu bisa diibaratkan sebagai gelembung-gelembung yang muncul dari air ketika air diberi sabun. Disini seseorang diminta memperhatikan gelembung-gelembung yang muncul dan naik ke udara kemudian hilang. Kadang kalanya tidak hanya pikiran yang muncul,tetapi juga perasan atau sensasi tubuh.
f). Meditasi dengan Mantra
Ini adalah bentuk meditasi yang banyak dilakukan orang. Mantra disini diartikan sebagai suatu frasa atau kata yang dibaca berulang-ulang (wirid atau dzikir dalam agama Islam). Meditasi ini biasanya memang lebihbaik kalau dilakukan dengan mengikuti satu ajaran agama tertentu. Misalnya orang Islam menggunakan kata ALLAH, orang Hindu menggunakn kata OM, dan sebagainya
D. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari dari teknik inii adalah :
- prosedur ini mudah untuk diaplikasikan
- relatif mudah
- tidak perlu menggunakan alat alat yang rumit
- waktu yang dgunakan relatif singkat
Namun teknik ini agak sulit dipraktikkan kepada orang orang yang susah konsentrasi. Karena teknik ini sangatlah membutuhkan konsentrasi tinggi.

E. Prosedur Aplikasi
Cormier dan Cormier, 198 mengemukakan 7 langkah relaksasi, sebagai berikut ini:
1. Rasional, yakni konselor mengemukakan tujuan dan prosedur singkat pelaksanaan
relaksasi
2. Instruksi tentang pakaian,konseli hendaknya diberi petunjuk baju yang layak
untuk relaksasi
3. Menciptakan lingkungan yang nyaman, hal ini bertujuan agar relaksasi menjadi
efektif
4. Konselor memberi contoh latihan relaksasi itu
5. Memberikan instruksi instrksi untuk relaksasi otot
6. Penilaian setelah latihan
7. Memberikan pekerjaan rumah dan tindak lanjut




Sumber rujukan :

http://www.sabda.org/c3i/bab_6_stress_dan_relaksasi,(online),diakses tanggal 06 Oktober 2009
Prof. Dr. Soli Abimanyu, M.Sc dan Prof. Dr. Thayeb Manrihu ,Bimbingan Konseling Universitas Negeri Makassar
http://deatma.wordpress.com/2009/09/16/relaksasi/(online),diakses tanggal 06 Oktober 2009

Rabu, September 30, 2009

eksistensi riset kualitatif

EKSISTENSI RISET KUALITATIF
1. Hakekat Riset Kualitatif
Istilah research berarti proses sistematis bersifat inkuiri atau pencarian dan penemuan pembenaran mengenai sesuatu atau serineg disebut penelitian. Hakekat riset kualitatif ini mencakup dasar filosofis riset kualitatif dalam pengembangan ilmu dan profesi. Definisi dan cirri-cirinya serta alasan keberadaannya dalam pengembangan ilmu dan profesi. Dan dipaparkan pula gambaran keadaan sekarang riset kualitatif dalam berbagai bidang ilmu khususnya sosiologi, psikologi, profesi pendidikan dan bimbingan konseling.
a. Pengembangan Ilmu dan Profesi.
Pengembangan Ilmu dan Profesi merupakan proses upaya pengayaan konsep dan konstruk dan proposisi, atau pencermatan yang sudah ada, untuk menemukan kebenaran ilmiah baru, yang bermuara pada peningkatan kualitas ilmu dan efektifitas profesi. Untuk itu, dilakukan riset dengan berbagai metode. Terdapat dua pilihan metode riset, kuantitatif dan kualitatif. Riset kualitatif banyak digunakan dalam ilmu social, terutama dalam sosiologi, antropologi dan psikologi. Akan tetapi yang banyak digunakan adalah riset kuantitatif,ini disebabkan karena kecenderungan keilmuan social dan keahlian bidang profesi untuk menunjukkan sifat-sifat saintifik menurut kritreria objektifistik dan mengutamakan obyek studi yang dapat diukur.
Penulis menyiratkan keyakinan adanya perbedaan antara kualitatif dan kuantitatif yang periu dipahami. Yakni tegas dikatakan Maxwell bahwa pemahaman mengenai perbedaan-perbedaan itu dalam hal logika, dan implikasinya pada kekuatan dan keterbatasan relatif dari kedua pendekatan, adalah penting untuk pemakaian secara produktif dari kedua pendekatan tersebut.
Namun dalam bab ini, tidak bermaksud menguraikan secara mendalam kekuatan dan kelemahan masing-masing ancangan. Tujuan dari bab ini semata-mata menunjukkan perbedaan filosofi kuantitatif dan kualitatif yang menjadi dasar pendeskripsian karakteristik riset kualitatif(pada Bab III).
Filosofi pertama secara umum meyakini hakekat realitas sesuatu, termasuk hakekat dan kehidupan manusia, adalah benda atau kebendaan konkret yang relatif konstan. Karenanya, focus studinya(epistemology) adalah wujud konkret sesuatu benda dan pengaruh benda satu terhadap yang lain. Metode digunakan guna memperolah kebenaran segala sesuatu adalah melalui pembatasan realm menjadi variable, konstante, objektifikasi, konkretisasi, pengukuran secara pasti sesuatu, dan control. Psikis dan jiwa manusia misalnya dikonkretkan berupa tingkah laku tang teramati dan terukur. Dan dijadikan kuantifikas atau angka-angka. Dan metodenya dilabelkan dengan riset kuantitatif.
Filosofi kedua meyakini hakekat realitas(ontology), terutama eksistensi dan kehidupan manusia adalah ide-ide yang berkemauan bebas, didominasi pengahaytan subyek, senantiasa dalam proses menjadi, dinamis dan tidak konstan.Kerena itu, proses studinya adalah proses, dinamika dari penghayatan subyekitu sendiri, dan untuk mengetahui realitas itu adalah melalui mengahayti pengahayatan subyek dan memahami pemahaman subyek sendiri. Dalam khazanah riset keilmuan, metode ini disebut riset kualitatif.


b. Apa itu Riset Kualitatif?
Secara harfiah berarti kualitas(baik-buruk), tataran(tinggi-rendah), kadar(banyak-sedikit) sesuatu fenomena, peristiwa atau kejadian. Menurut J.Taylor dan Robert Bodan bahwa” metode kualitatif menunjuk pada pengertian luas yaitu riset yang menghasilkan data deskriptif, kata-kata yang ditulis atau yang diucapkan orang dan perilaku yang diamati.”
Sedangkan Roger Dones menunjukkan sifat interpretif dan naturalistic pada riset kualitatif dengan ungkapan” riset kualitatif menempuh pendekatan interpretif dan naturalistic terhadap subyek kajiannya, para periset kualitatif mengkaji sesuatu di dalam latar naturalnya, berusaha member arti fenomena menurut makna yang orang-orang berikan terhadap fenomena yang bersangkutan”.
Definisi lain yang membedakan riset kulitatif dan kuantitatif adalah riset kualitatif sering berupaya menjawab dari sebuah pertanyaan daripada menguji hipotesis. Sedangkan definisi deskriptif mengenai riset kualitatif menyertakan berbagai tipe, jendre dalam rumusa, salah satunya adalah riset yang berfokus pada data bukan angka, dan memakai teknik dan pendekatan seperti analisis isi, percakapan, teori kritik, dekonstruksi etnometodologi, teori grounded, interview, sosisologi pengetahuan dan pemahaman empatik(verstehen).
Di samping itu, Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln(2000) mengungkapkan “riset kualitatif melibatkan pengkajian yang memanfaatkan dan mengumpulkan berbagai material empiric melalui studi kasus, pengalaman pribadi, instrospeksi, kisah hidup, wawancara, benda-benda purbakala, teks teramati, historis, interaksional dan tes visual”.
Ada pula definisi riset kualitatif dalam psikologi yang lebih memfokuskan perhatian pada rangkaian aktivitas penafsiran dan pemaparan, namun masih terbuka aplikasinya.Riset kualitatif dalam psikologi adalah:
a. suatu upaya menangkap kesan.
b.suatu penjajakan, pengungkapan luas dan sistematisasi suatu arti dari fenomena yang teridentifikasi.
c. Suatu pemaparan bersifat penjelas mengenai makna suatu isu yang telah dibatasi ruang lingkupnya.(Banister, dkk,1994:3)
Definisi Banister ini, tentu tidak terbatas pada riset psikologi. Bisa digunakan oleh sosiolog,dan guru BK. Sebagai contoh guru BK, yang berniat mengetahui taraf keakraban para muridnya, maka sang guru bergaul dengan kelompok muridnya, berdiskusi, bercengkrama dan melakukan pengamatan langsung, setelah itu melakukan pencatatan kata-kata dan tindakan murid yang kemudian menafsirkan maknanya. Dalam kasus ini guru telah melakukan riset kualitatif.
Akan tetapi bidang kajian ilmuwan dan kaum professional adalah lebih luas daripada yang diilustrasikan di atas. Dan untuk dapat disebut sebagai riset kaulitatif juga harus memenuhi prasyarat mereka(peneliti) sadar berniat menemukan kebenaran ilmiah mengenai fenomena subyek dalam ranah kerja masing-masing. Dan juga mereka harus menggunakan kepekaan, imajinasi, intuisi, dan kreativitas masing-masing dan melakukan analisis secara sistematis.
c. Mengapa Riset Kualitatif?
Terdapat dua alasan mengapa praktisi dan ilmuwan social melakukan Riset Kualitatif :
a. Alasan Praktis
Menurut Michael D. Myers motivasi untuk melakukan riset adalah bersumber dari pengamatan, adanya sesuatu yangmembedakan manusia dari alam(dunia fisik), yaitu bahwa kemampuan kita untuk berbicara. Metode ini dirancang untuk membantu periset memahami orang dan konteks social dan cultural dalam mana mereka hidup.
b. Alasan Idealis
Secara idealis, riset ini menduduki peranan penting dalam pengembangan disiplin ilmu social dan profesi. Yakni dalm mengeksplorasi,mendeskripsikan dan menjelaskanbanyak fenomena manusia, baik kehidupan social maupun pribadi. Riset ini merupakan suatu keharusan, sangat niscaya adanya, terutama jika dilandasi filosofi eksistensi manusia.
Apa landasan filosofinya?
Hakekat manusia adalah makhluk hidup dan bukanlah benda yang reaktif terhadap lingkungan sekitarnya. Manusia adalah makhluk aktif dan kreatif, lebih teologis, sadar tujuan, dinamis, berproses dan tidak pernah konstan. Selain itu juga manusia memiliki keutuhan atau totalitas(gestalt)baik secara pribadi, social ataupun makhluk religius.Hingga akhirnya riset kualitatif mampu menangkap realitas empiric sesungguhnya yang tidak terkonstruksi secara tetap sebelumnya

2. Riset Kualitatif dalam Berbagai Bidang
a. Bagaimana Riset Kualitatif dalam Ilmu Sosial?
Dalam ilmu social, riset inoi berfungsi menemukan pola-pola keteraturan dalam kehidupan social dan mengurusi kelompok social. Lewis mengisyaratkan bahwa jika dikelola dengan baik, riset ini memberikan penjelasan unik mengenai kehidupan manusia dan memberikan pemahaman mendalam mengenai masyarakat.
Ruang lingkup ilmu social cakupannya dari kebijakan umum diteruskan kepada sector privat bersifat terapan dan akademis. Selain itu terdapat pula tujuh paradikma dalam riset ilmu social yaitu : paradigma konflik(kemampuan beberapa kelompok dalam mendominasi pihak lain), paradigma etnometodologi ( mengkaji fenomena yang menggambarkan bagaimana orang-orang memberikan arti kehidupansosial dalam proses mereka di dalamnya), paradigma feminisme( mengkaji bagaimana laki-laki mendominasi masyarakat yang mengatur kehidupan social), paradigma darwinisme ( mengkaji tentang evolusi progresif manusia dalam kehidupan social), paradigma positivisme (semua kaidah yan mencakup kehidupan social dapat diteliti), paradigma structural fungsional( mengkaji fenomena social dengan focus apa fungsi-fungsi berbagai unsur yang membentuk system social dalam keutuhan system), dan paradigma interaksionisme simbolik( mengkaji bagaimana pemaknaan bersama anggoat masyarakat dan pola-pola social berkembang dalam aktivitas interaksi social).
Berbeda dari pandangan tersebut, George Ritzer merumuskan tiga paradigma (khusus pada sosiologi), yakni social facts(mencakup sejumlah perspektif teori, missal structural fungsional,konflik dan system social, focus kajiannya dalam lembaga social berskala besar. Dismping itu juga,dampak fenomena struktur itu terhadap pemikiran dan tindakan individu). Paradigma definisi social(akar teori Max Weber, meyakini bahwa dalam aksi social para actor mendefinisikan situasi social mereka dan dampak definisi itu dalam keberlangsungan tindakan dan interaksi). Yang ketiga adalah Social Behavior (berakar pada pandangan ahli psikologi behavioral yakni Burrnus Federic Skinner,reinforce membangkitkan tingkah laku, dan punishment menghambat tingkah laku, sehinnga metode yang khas digunakan adalah eksperimen). Realitas social itu pada dasarnya subyektif, berisi penafsiran actor atau perilaku social atas individu sendiri dan situasi dalam mana individu berada.
b. Bagaimana Riset Kualitatif dalam Psikologi?
Berkembangnya riset ini berawal dari keadaan krisis (1960-an), perkembangan psikologi dipenuhi proposisi dann teori dari hasil penelitian Angka-angka. Ditinjau secara luas, keadaan krisis menunjuk pada keadaan genting di mana terjadi kekaburan orientasi yakni dasar dan arah penjelasan keilmuan, banyak terjadi perbedaan pandangan dan perselisihan. Di samping itu, tampillah pruralitas dan marak bermunculan kritik(kegiatan yang didasari berbagai keraguan, ketidakpercayaan, dan pertentangan pendapat).Alexa Hepburn mengorganisasikna kritik selaku penanda krisis dalam tiga tema luas yakni
1. The critique of individualism (dipicu oleh orientasi psikologi social bergerakk kembali ke arah menerapkan penjelasan kognitif yang lebih individual)
2. The critique of methods (kegiatannya didorong oleh kerisauan, focus metode rist yang makin menyempit dan ketidaklayakannya untuk memahami aktivitas manusia)
3. The critique of theoritical (didorong oleh kerisauan lepasnya strutur social yang lebih luas dari riset psikologi social).
Menyadari bahwa psikologi tidak dapat bertahan dengan paradigma lama yang mengalami krisis pada tahun 1960-1970-an, yang ditandai bermunculan bahwa mustahillah bekerja dengan cara menekan atau membatasi interpretasi. Oleh karena itu dikembangkanlah riset kualitatif, sehingga memunculkan paradigma baru yang dicekoki oleh konsepsi ilmu positivistic yang berusaha menemukan hukum-hukum yang mereka pikir ditentukan oleh hubungan-hubungan sebab-akibat dan keasyikan bekerja dengan variable-variabel bebas dan bergantung dalam psikologi adalah suatu wujud keberpegangan pada positivistic(lih. Banister,dkk,1994:4-8).
Realitas psikis terhadap manusia (tingkah laku, perasaan) memiliki fenomena yang tidaklah jelas tapal batasnya. Oleh karena itu, riset kualitatif muncul kembali menawarkan jalan pemahaman lebih bijak. Dengan kata lain, salah satu alasan kemunculan kembali kesadaran akan perlu dan mulai populernya riset kualitatif dalam psikologi adalah upaya usah keluar dari krisis yang telah disebutkan di atas.
c. Bagaimana Riset Kealitatif dalam Profesi Pendidikan dan Bimbingan Konseling?
Hakekat realitas yang domain dihadapi dala bidang pendidikan dan bimbingan adalah makhluk hidup(manusia) yang bisa berkembang dengan segala dinamikanya.
Riset Kualitatif terhadap produk ( yaitu hasil-hasil berupa angka tiap komponen) adalah menolong penanggung jawab dan pelaksana program dalam pengetahuan keefektifan (sejauh mana berhasil atau tidak berhasilnya) tiap komponen, secara parsial. Dan peran riset kualitatif dalam hal ini adalah mengenali “apa saja isi kurikulum bimbingan yang belum dilakukan dan siapa yang melakukan yang baru tersebut”. Selain itu juga pertanyaan-pertanyaan yang mengandung “ mengapa pimpinan sekolah tertentu sedemikian aktif dan lainnya tidak aktif dalam bekerja sama memberikan dukungan bagi kelancaran program BK”, atau “ bagaimana berlangsung sehari-hari proses saling mendukung dan saling menghambat antara pelaksanaan komponen satu dengan pelaksanaan komponen lainnya” hanyalah bisa dijawab dengan riset kualitatif.
Lebih-lebih akhir-akir ini, konseling dan psikoterapi bukan hanya sebagai suatu disiplin mandiri(salah satu teknik dari psikoterapi), akan tetapi juga telah berkembang dengan 4 paradigma. R. Rocco Cottone mempublikasikan 4 paradigma itu adalah :
1. Organik medic ( meyakini hakekat realitas adalh kebendaan fisik, berfokus pada studi biologis, kimiawi dan factor fisik internal mempengaruhi tingkah laku)
2. Psikologis ( hakekat realitas adalah kebendaan fisik dan non fisik, focus studi pada factor internal non fisik dan factor eksternakl yang mempengaruhi tingkah laku)
3. Sistematik Relasional(hakekat realitas manusia adalah hubungan, focus studi adalah hubungan yang mempengaruhi tingkah laku)
4. Kontekstual (hakekat realitas adalah perubahan dan proses focus studi pada consensus manusia sebagai proses yang terus menerus menstruktur.
Tiga dari 4 paradigma di atas (2,3 dan 4) didominasi oleh cirri hubungan dan proses yang dinamis, terutama pada paradigma ke 3 dan 4 meyakini dominannya totalitas hubungan yang bersifat sirkuler pada realitas kajiannya. Dan metode untuk memahami realitas tersebut itu tentulah menggunakan riset kualitatif.

Selasa, September 01, 2009

MENJAMURNYA GREEN GENERATION DI KAMPUS PERDAMAIAN

Beberapa minggu yang lalu UM telah menyelenggarakan gawe yang tergolong besar, yakni PKPT, tau gak?????ya semacam ospek gitu deh…….
Saya takjub banget melihatnya., kok bagus banget ya….entah di hari keberapa, saya lihat ketika mahasiswa baru berkumpul di depan rektorat, warna kaos fakultasnya kompak banget…….mayoritas kombinasinya hijau, putih dan hitam…..Apakah memang warna kaos yang seragam itu instruksi dari BEM pusat ya….Ataukah malah instruksi langsung dari pak Rektor?????Keren abis dech pokoknya…….Salut kepada panitia PKPT dan pengurus BEM, yang begitu kompak,jadi gak tawuran kayak tahun lalu lagi dech…………he…..he…….
Memang kampus UM cocok dengan julukan kampus perdamaian…n akankah bertambah lagi predikat UM sebagai kampus Hijau????gimana teman-teman?????setuju gak?????

Senin, Juli 20, 2009

Alhamdulillah.......

Kata orang.....hubungan manusia itu merupakan simbiosis mutualisme....
jika kita ingin dihargai...kita harus menghargai oarng lain...
jika kita ingin disayangi orang lain...kita harus menyayangi orang lain....
tapi kenapa......ketika kita ingin didengarkan orang lain...kebanyakan orang tak mau mendengarkan kita....
mereka sibuk oleh argumen dan ide2 mereka sendiri...
apalagi mahasiswa....
mereka (termasuk aku) sibuk mempertahankan pendapat apa yang dianggapnya benar...
toh padahal tak selamanya apa yang ada dalam mindset kita selalu bwenar adanya kan????!!!!
Dalam teori kepribadian, makin ideal pribadi seseorang, maka makin kecil defence mechanism nya....
tapi, makin kita dewasa, maka manusia akan makin idealis????
so....mana yang benar?????
teori or kenyataan saat ini??????